Jiwa merupakan bagian yang bukan
jasmaniah dari seseorang mencakup pikiran dan kepribadian, yang disinonimkan
dengan ruh, akal, atau awak diri. Penggunaan istilah jiwa lebih sering
berhubungan dengan keduniaan dibandingkan dengan ruh. Kepribadian seseorang
meliputi sikap mental dan fisik.
Menurut Profesor Edwood Chapman, sikap mental adalah
cara mengkomunikasikan atau mengekspresikan suasana hati atau watak kepada
orang lain. Jika ekpresi kita kepada orang lain positif maka kita disebut
sebagai orang yang bersikap mental positif. Sebaliknya jika ekpresi kita kepada
orang lain negatif, maka kita disebut sebagai orang yang bersikap mental negatif.
Sedangkan entrepreneur adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru
serta kreatif dan inovatif dengan mengambil risiko dan ketidak pastian untuk
mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengindentifikasi peluang dan
ancaman serta menggabungkan dengan sumberdaya yang dimilikinya.
Strategi yang bisa dilakukan oleh
perguruan tinggi untuk menanamkan, mendorong, dan menyadarkan mahasiswa untuk
berwirausaha bisa dimulai dengan melakukan beberapa langkah. Langkah tersebut
terklasifikasikan ke dalam strategi internal dan eksternal. Strategi
Internal adalah usaha untuk menanamkan, mendorong, dan menyadarkan mahasiswa
untuk berwirausaha yang dilakukan oleh perguruan tinggi bagi mahasiswanya.
Strategi ini diimplementasikan ke dalam dua poin konkret, yaitu :
Pertama,
memasukkan mata kuliah entrepreneurship sebagai mata kuliah wajib di
setiap program studi. Materi yang disampaikan terdiri dari 35% teori dan 65%
praktek. Persentase seperti itu dengan alasan bahwa melatih seseorang menjadi entrepreneur
tidak banyak memerlukan teori, tetapi harus divisualisasikan sebagai sarana
pelatihan. Hal ini jauh lebih efektif karena pengujian apakah seorang berjiwa entrepreneur
atau tidak, bukan dihadapkan dengan menyelesaikan sejumlah pertanyaan uraian.
Kedua,
adalah dengan mendirikan lembaga pelatihan dan pembinaan entrepreneurship
yang berstatus resmi karena dikeluarkan berdasarkan keputusan rektor. Sesuai
dengan namanya, tugas lembaga ini adalah memberikan pelatihan kepada mahasiswa
yang tertarik membuka usaha. Supaya efektif, lembaga ini diisi dengan
orang-orang yang memiliki kompetensi di tiap jurusan atau fakultas yang
ada di perguruan tinggi tersebut. Selain itu, lembaga ini juga berperan sebagi
unit konsultasi dalam membina unit-unit usaha mahasiswa yang telah ada. Peran
lainnya adalah mencarikan jaringan yang sesuai dengan usaha, seperti jaringan
modal dan tokoh.
Strategi Eksternal
adalah strategi yang dilakukan oleh pihak di luar kampus dengan tujuan
menanamkan, mendorong, dan menyadarkan mahasiswa untuk berwirausaha.
Strategi ini diimplementasikan ke dalam tiga poin konkret, yaitu :
Pertama,
menyemarakkan acara seminar dan training bertemakan wirausaha bagi
mahasiswa. Pemerintah melalui Kemenkop dan UKM dapat memfasilitasi
terselenggaranya acara tersebut. Untuk menarik minat peserta, sebaiknya acara
ini tidak dikenakan biaya. Seusai acara seminar dan training tersebut,
pemerintah mendata dan memfasilitasi peserta untuk bisa melanjutkan ke tahap
membuka usaha, realisasi dari seminar dan training.
Kedua,
dengan menggalakkan lomba bisnis. Penyelenggara kegiatan ini tidak harus dari
pemerintah, tetapi dapat juga dari perusahaan atau kampus. Lomba ini meminta
pesertanya untuk membuat sebuah rencana bisnis. Kemudian, rencana
tersebut direalisasikan denga modal dari panitia. Penentuan pemenang
berdasarkan kualitas rencana bisnisnya dan aplikasinya di lapangan. Kegiatan
lomba semacam ini penting untuk membiasakan mahasiswa berkompetisi karena dalam
dunia usaha sebenarnya, persaingan sangatlah ketat. Lomba pun penting untuk
menarik minat mahasiswa yang ingin berusaha, tetapi tidak memiliki modal.
Dengan dana dari panitia, peserta lomba mendapatka dua manfaat sekaligus,
yaitu :
1. Pembelajaran usaha, dan
1. Pembelajaran usaha, dan
2.
Perolehan dana untuk modal rencana usahanya.
Ketiga,
dengan mengintensifkan penyediaan bantuan modal untuk usaha. Sering kali
mahasiswa terbentur pada permasalahan ini ketika mereka ingin membuka usaha.
Penyediaan modal ini bisa dilakukan oleh pihak bank yang bekerja sama dengan
universitas untuk meminjamkan dana berbungan sangat rendah dan tanpa jaminan.
Pilihan bantuan dananya pun bervariasi, disesuaikan dengan jenis usaha da
kemampuan finansial mahasiswa.
Selama ini usaha-usaha yang digalakkan mahasiswa lebih bersifat mandiri. Belum ada sistem yang memfasilitas jiwa entrepreneurship tersebut, padahal potensial ini menyimpan masa depan yang lebih cemerlang. Strategi-strategi tersebut adalah sebagian dari usaha-usaha membudayakan jiwa entrepreneurship mahasiswa. Kontribusi konkret dari berbagai pihak tentu akan semakin mempercepat terbentuknya mahasiswa-mahasiswa berjiwa pengusaha untuk membangun ekonomi bangsa.
Selama ini usaha-usaha yang digalakkan mahasiswa lebih bersifat mandiri. Belum ada sistem yang memfasilitas jiwa entrepreneurship tersebut, padahal potensial ini menyimpan masa depan yang lebih cemerlang. Strategi-strategi tersebut adalah sebagian dari usaha-usaha membudayakan jiwa entrepreneurship mahasiswa. Kontribusi konkret dari berbagai pihak tentu akan semakin mempercepat terbentuknya mahasiswa-mahasiswa berjiwa pengusaha untuk membangun ekonomi bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar