Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Bangga dunkz dengan Batik Indonesia....
Makalah Pancasila Ideologi Dunia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah mencurahkan rahmat, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah . Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu selama proses penyusunan makalah ini. Semoga amal kebajikan yang telah dilimpahkan mendapat balasan dari Allah. Akhirnya penyusun mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini, Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun umumnya bagi para pembaca. Amin.
Baubau, Oktober 2012
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................2
1.4 Metode Penulisan.............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ideologi Liberalisme.........................................................3
2.2 Ideologi Sosialisme..........................................................6
2.3 Ideologi Komunisme...........................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................11
3.2 Saran........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di dunia mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang berkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang senantiasa bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan liberalisme?
2. Apa yang dimaksud dengan sosialisme?
3. Apa yang dimaksud dengan komunisme?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mejelaskan pengertian liberalisme, sosialisme dan komunisme.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IDEOLOGI LIBERALISME
2.1.1 Pengertian Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan sukar berubah.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus dilakukan.
2.1.2 Ciri-ciri ideologi liberalisme
Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut:
1.Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2.Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3.Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri.
4.Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5.Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6.Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun.
2.1.3 Kelebihan Ideologi Liberalisme
Kelebihan ideologi liberalisme sebagai berikut :
1.Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
2.Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3.Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.
4.Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
5.Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari keuntungan
6.Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
7.Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.
2.1.4 Kelemahan Ideologi Liberalisme
Kelemahan ideologi liberalisme sebagi berikut :
1.Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2.Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3.Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4.Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi
5.Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun Thomas Jefferson.
Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.
2.2 IDEOLOGI SOSIALISME
2.2.1 Pengertian Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf (1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon, Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang paling utopis, dan seorang feminisme radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat.
2.3 IDEOLOGI KOMUNISME
2.3.1 Pengertian Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi dan pemerintahan oleh diktator proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara dibawah diktator proletariat, seluruh hak milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk selanjutnya berada dalam kontrol negara.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
2.3.2 Ciri-ciri Ideologi Komunisme
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
2.3.3 Kelebihan Ideologi Komunisme
Kelebihan ideologi komunisme sebagi berikut :
1.Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.
2.Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancer.
3.Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4.Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
5.Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada
2.3.4 Kelemahan Ideologi Komunisme
1.Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis
2.Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat
3.Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
4.Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.
Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
Siapa yang menciptakan ideologi komunisme? Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampai saat ini ideologi memang lebih banyak digunakan dalam hal politik, masyarakat, dan sistem pemerintahan. Memang apabila dikaitkan dengan asal kata ideologi pengertian itu sudah sedikit jauh melebar dari arti ideologi sebagai suatu ilmu yang mendasar menjadi berbau politik, masyarakat, dan sistem pemerintahan. Jadi ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau berlaku. Ada beberap macam ideologi dunia, yaitu liberalisme, sosialisme dan komunisme. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Sosialisme adalah gagasan tentang hidup manusia yang rukun tanpa kerusuhan sosial. Komunisme adalah pemikiran bahwa setiap manusia harus memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk hidup.
1.2 Saran
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.isomwebs.com/2012/makalah-perbandingan-ideologi-pancasila-dan-komunis/
http://kampusbaca.blogspot.com/2010/12/tugas-makalah-ideologi.html
http://id.scribd.com/doc/69740255/Ideologi-di-dunia
http://masterblog-information.blogspot.com/2012/02/kelebihan-dan-kekurangan-idiologi-di.html
diakses tanggal 28 Oktober 2012
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah mencurahkan rahmat, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah . Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu selama proses penyusunan makalah ini. Semoga amal kebajikan yang telah dilimpahkan mendapat balasan dari Allah. Akhirnya penyusun mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini, Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun umumnya bagi para pembaca. Amin.
Baubau, Oktober 2012
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................2
1.4 Metode Penulisan.............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ideologi Liberalisme.........................................................3
2.2 Ideologi Sosialisme..........................................................6
2.3 Ideologi Komunisme...........................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................11
3.2 Saran........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di dunia mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang berkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang senantiasa bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan liberalisme?
2. Apa yang dimaksud dengan sosialisme?
3. Apa yang dimaksud dengan komunisme?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mejelaskan pengertian liberalisme, sosialisme dan komunisme.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IDEOLOGI LIBERALISME
2.1.1 Pengertian Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan sukar berubah.
Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus dilakukan.
2.1.2 Ciri-ciri ideologi liberalisme
Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut:
1.Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2.Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3.Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri.
4.Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5.Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6.Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun.
2.1.3 Kelebihan Ideologi Liberalisme
Kelebihan ideologi liberalisme sebagai berikut :
1.Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
2.Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3.Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.
4.Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
5.Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari keuntungan
6.Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
7.Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.
2.1.4 Kelemahan Ideologi Liberalisme
Kelemahan ideologi liberalisme sebagi berikut :
1.Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2.Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3.Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4.Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi
5.Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun Thomas Jefferson.
Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga dianut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.
2.2 IDEOLOGI SOSIALISME
2.2.1 Pengertian Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf (1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon, Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang paling utopis, dan seorang feminisme radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat.
2.3 IDEOLOGI KOMUNISME
2.3.1 Pengertian Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi dan pemerintahan oleh diktator proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara dibawah diktator proletariat, seluruh hak milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk selanjutnya berada dalam kontrol negara.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
2.3.2 Ciri-ciri Ideologi Komunisme
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
2.3.3 Kelebihan Ideologi Komunisme
Kelebihan ideologi komunisme sebagi berikut :
1.Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.
2.Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancer.
3.Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4.Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
5.Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada
2.3.4 Kelemahan Ideologi Komunisme
1.Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis
2.Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat
3.Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
4.Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.
Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
Siapa yang menciptakan ideologi komunisme? Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampai saat ini ideologi memang lebih banyak digunakan dalam hal politik, masyarakat, dan sistem pemerintahan. Memang apabila dikaitkan dengan asal kata ideologi pengertian itu sudah sedikit jauh melebar dari arti ideologi sebagai suatu ilmu yang mendasar menjadi berbau politik, masyarakat, dan sistem pemerintahan. Jadi ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau berlaku. Ada beberap macam ideologi dunia, yaitu liberalisme, sosialisme dan komunisme. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Sosialisme adalah gagasan tentang hidup manusia yang rukun tanpa kerusuhan sosial. Komunisme adalah pemikiran bahwa setiap manusia harus memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk hidup.
1.2 Saran
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.isomwebs.com/2012/makalah-perbandingan-ideologi-pancasila-dan-komunis/
http://kampusbaca.blogspot.com/2010/12/tugas-makalah-ideologi.html
http://id.scribd.com/doc/69740255/Ideologi-di-dunia
http://masterblog-information.blogspot.com/2012/02/kelebihan-dan-kekurangan-idiologi-di.html
diakses tanggal 28 Oktober 2012
Makalah BI WACANA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam praktek berbahasa ternyata kalimat bukanlah satuan sintaksis terbesar seperti banyak diduga atau diperhitungkan orang selama ini. Kalimat atau kalimat-kalimat ternyata hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih besar yang disebut wacana ( inggris:discourse) bukti bahwa kalimat bukan satuan terbesar dalam sintaksis, banyak kita jumpai kalimat yang jika kita pisahkan dari kalimat-kalimat yang ada di sekitarnya, maka kalimat itu menjadi satuan yang tidak mandiri. Kalimat-kalimat itu tidak mempunyai makna dalam kesendiriannya. Mereka baru mempunyai makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada di sekitarnya.
Kalau kalimat itu adalah unsur pembentuk wacana, maka persoalan kita sekarang apakah wacana itu? Berbagai macam definisi tentang wacana telah dibuat orang. Namun , dari sekian banyak definisi yang berbeda-beda itu, pada dasarnya menekankan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya.
Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Bila wacana itu kohesi, akan terciptalah kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar.
Dalam Bahasa Indonesia ada empat bentuk wacana yaitu narasi (kisahan), deskripsi (perian/lukisan), ekposisi (paparan) dan argumentasi (alasan/bahasan). Keempat wacana di atas terkadang sulit dibedakan antara satu dengan yang lain, karena batasan masing-masing sering kabur. Sebuah karangan berbentuk narasi misalnya, kadang-kadang justru mengandung ciri karangan deskripsi atau ekposisi, atau kadang-kadang justru mengandung perdebatan yang mengarah pada wacana argumentasi. Rupanya amat sulit untuk mendapatkan bentuk wacana yang hanya memiliki ciri bentuk karangan tertentu saja, tanpa kemasukan unsur bentuk wacana lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan wacana?
2. Apa saja bentuk-bentuk wacana?
3. Bagaimana cara membedakan bentuk-bentuk wacana?
4. Apa tujuan dan fungsi wacana?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk wacana,
2. Menjelaskan perbedaan bentuk-bentuk wacana,
3. Mengetahui fungsi/kegunaan bentuk-bentuk wacana.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wacana
Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse” merupakan tulisan atau ucapan yang merupakan wujud penyampaian pikiran secara formal dan teratur. Dalam realisasinya wacana diwujudkan dalam bentuk karangan yang utuh, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Wacana yang diwujudkan dalam bentuk karangan akan ditandai oleh satu judul karangan.
Ada berbagai macam penggolongan wacana. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
2.2 Wacana Narasi (Kisahan)
Narasi yang berasal dari bahasa Inggris “narration” merupakan suatu bentuk kisahan mengenai peristiwa atau secara kronologis. Tujuan utama narasi adalah untuk menceritakan peristiwa atau kejadian itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan pengertian-pengertian atau asosiasi yang merefleksikan interpretasi atau penafsiran penuturnya atau penulisnya.
Berdasarkan jenis cerita, narasi dibagi menjadi dua macam.
Pertama, narasi yang mengisahkan peristiwa yang benar-benar terjadi atau cerita nonfiksi. Misalnya, cerita perjuangan pahlawan, riwayat atau laporan perjalanan, biografi, dan autobiografi. Kedua, narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Jenis karangan narasi ini disebut karangan narasi sugestif. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Dalam wacana narasi, sering terlihat ada dialog tokoh ceritanya, disamping uraian biasa. Dengan dialog, cerita memang terasa lebih hidup dan menarik, sehingga mengasikkan pembaca. Lukisan watak, pribadi, kecerdasan, sikap, dan tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan lebih mengena jika disajikan dalam bentuk dialog.
Contoh Narasi
“Minta Tolong Malah Dikira Hantu Pocong”
Kejadian yang menggelikan sekaligus menegangkan ini terjadi pada pertengahan bulan Juli 1993, ketika saya baru masuk bekerja di sebuah klinik yang terletak di daerah Lemabang, dekat dengan PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri). Rumah saya berada di daerah Bukit Besar sehingga membutuhkan waktu lebih kurang 45 menit untuk pergi dari rumah ataupun pulang dari dinas. Saat itu, rumah saya belum dilewati oleh bus kota jurusan Bukit Besar, karena rute bus kota pada waktu itu hanya sampai di dekat wilayah Kembang Manis. Jadi, terpaksa saya turun di simpang empat lampu merah Jl. Kapten Arivai, cukup jauh dari rumah untuk berjalan pulang.
Malam itu, jalanan sangat sepi dan gelap karena wilayah yang saya lewati adalah TPU (Tempat Pemakaman Umum) dan wilayahnya juga masih banyak hutan serta lampu jalan belum dipasang. Akibatnya, saya sangat takut berjalan pulang ke rumah sendirian. Apalagi kawasan yang saya lewati merupakan daerah rawan dan angker. Orang-orang yang lewat sering diganggu kuntilanak, pocong, serta suara wanita menangis.
Tetapi, kekhawatiran saya agaknya terobati karena dari kejauhan saya melihat tiga orang lelaki yang tampaknya juga baru pulang dari kerjadan jalannya searah denganku. Tanpa pikir panjang langsung saja saya berlari mendekati dan memanggil mereka, ”Mas ..., Mas ... tunggu, Mas!” Tapi bukannya mendekat, mereka malah berlari dan berteriak ketakutan, ”Tolooong ... ada pocong ..., ada pocong ...!” Karena saya orang yang agak telmi (telat mikir), setelah mendengar itu saya sendiri malah tambah ketakutan. Sebab, saya juga sangat takut dengan yang namanya setan atau semacamnya.Tetapi, makin saya mendekat, tiga lelaki itu tambah kencang sehingga tidak terkejar lagi oleh saya. Bahkan satu orang dari mereka nekat memanjat pagar rumah orang lain untuk menyelamatkan diri. Setelah melihat baju dinas berwarna putih yang saya kenakan, saya baru sadar ternyata yang mereka kira pocong adalah saya.
Dalam hati saya berkata, ”Sialan, kirain ada pocong beneran. Ternyata yang disangka pocong itu aku. Jangankan mendapat kawan, mendekat saja orang takut kepada saya.” Setelah saya sampai di rumah dan menceritakan semuanya kepada anggota keluarga, spontan mereka tertawa terbahak-bahak. Bahkan seorang keponakan saya memanggil saya dengan sebutan ’Tante Pocong’. Sejak kejadian itu, tiap kebagian jadwal dinas siang lagi, saat pulang malam saya tidak pernah memakai baju putih lagi.
2.3 Wacana Deskripsi (Perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian atau pembeberan. Wacana deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri objek tersebut. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram, dan saling tolong menolong, dapat dilukiskan dalam wacana deskripsi. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu pertama, deskripsi imajinatif/impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Hal ini bertujuan membangun alur cerita agar lebih mampu menarik keingintahuan pembaca. Untuk mencapai hal itu; ada tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu (1) pengamatan yang tajam, (2) adanya kesan utama yang menjadi pusat perian, dan (3) pemilihan kata-kata yang tepat.
Kedua, deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Wacana ini berusaha memberikan bangun, ukuran, susunan, warna, bahan sesuatu menurut kenyataannya, dengan tujuan untuk memberitahu/memberi informasi saja. Perian fakta ini harus lengkap, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas. Hal ini tidak berarti penulis harus memerikan barang sampai hal yang sekecil-kecilnya. Dalam menyusun wacana deskripsi faktual ini ada beberapa pedoman, yaitu (1) membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diutarakan oleh pembaca/pendengar, dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dalam suatu perian, (2) menentukan sudut pandang pemerian sebagai pegangan, dan (3) mengatur rincian perian dari yang sifatnya mencolok sampai pada yang kurang mencolok.
Contoh wacana deskripsi imajinatif
“Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.”
Contoh wacana deskripsi faktual
Lantai tiga kamar nomor tiga-nol-lima. Benar, ini dia kamar yang kucari, tanda pengenalnya tertera di pintu, agak ke atas. Tepat di depan mataku, masih di pintu itu, ada sebuah kotak kecil warna merah jambu. Sebuah note book kecil dijepitkan pada kotak itu, dengan sebuah perintah dalam bahasa Inggris, Write Your Message! Pada note book itu kubaca pesan untukku, ”Masuk saja, Rat, kunci dalam kotak ini. Tunggu aku!”
Kita dapat membuat karangan deskripsi secara tidak langsung, yaitu dengan mengamati informasi dalam bentuk nonverbal berupa gambar, grafik, diagram, dan lain-lain. Apa saja yang tergambarkan dalam bentuk visual tersebut dapat menjadi bahan atau fakta yang akurat untuk dipaparkan dalam karangan deskripsi karena unsur dasar karangan ini adalah pengamatan terhadap suatu objek yang dapat dilihat atau dirasakan. Dalam menulis karangan deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan kita tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi.
2.4 Wacana Eksposisi
Kata eksposisi berasal dari bahasa Inggris exposition yang berarti membuka atau memulai. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Masalah utama yang dikomunikasikan dalam eksposisi adalah informasi. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
Sering kali eksposisi itu pendek dan sederhana. Misalnya petunjuk bagaimana menggunakan obat kulit. Tidak jarang paparan itu panjang dan sukar. Misalnya menguraikan teori atau gagasan baru tentang sesuatu. Sebelum memaparkan sesuatu, kita sendiri harus memahaminya terlebih dahulu. Gagasan demi gagasan kita susun secara teratur, sehingga mudah dipahami.
Langkah-langkah penyusunan karangan eksposisi, (1) menentukan topik karangan, (2) menentukan tujuan penulisan, (3) merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik.
Contoh wacana eksposisi
Harga Cabai Naik Pengusaha Kerupuk Menjerit
Meningkatnya harga cabai mulai dirasakan pengusaha kerupuk pedas di daerah Cipadung, Kecamatan Sumedang Utara, Jawa Barat. Produsen kerupuk pedas mengaku pendapatannya terus berkurang akibat hargai cabai yang kian menjulang.
Hargai cabai di tingkat pengecer di beberapa tempat di Sumedang pada hari Rabu, 5 Januari 2011, sudah menyentuh Rp 100 ribu per kilogram. Padahal kebutuhan cabai merah dan cabai rawit untuk bumbu mencapai 50 persen dari biaya produksi kerupuk pedas.
Beragam cara pun dilakukan agar usaha yang sudah dirintis sejak 15 tahun silam tidak sampai gulung tikar. Untuk menekan biaya produksi, salah seorang pengusaha kerupuk terpaksa menggunakan cabai merah busuk yang sudah dikeringkan serta cabai bubuk dari pabrik. Namun, usaha ini tidak berpengaruh banyak karena cabai kering yang awalnya dijual Rp 15 ribu kini dibandrol Rp 96 ribu per kilogram.
Ada beberapa teknik pengembangan kerangka eksposisi, seperti; (1) teknik identifikasi, (2) teknik perbandingan (langsung, analog, dan kemungkinan), (3) teknik ilustrasi, (4) teknik klasifikasi, (5) teknik definisi (sinonim, definisi formal, definisi luas), (6) teknik analisis (analisis proses, analisis sebab-akibat, analisis bagian, analisis fungsional).
2.5 Wacana Argumentasi (Bahasan)
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.
Tahapan menulis karangan argumentasi, yaitu (1) menentukan tema/topik, (2) menentukan tujuan penulisan, (3) menyusun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan, (4) mengembangkan kerangka karangan.
Dalam mengembangan kerangka karangan argumentasi ada dua teknik, yaitu (1) teknik induktif, dan (2) teknik deduktif. Teknik induktif adalah penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan lebih dahulu bukti-bukti yang berkaitan dengan topik, kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat umum. Bukti yang dikemukakan dapat berupa contoh-contah, fakta-fakta, pengalaman, dan sebagainya.
Contoh Argumentasi pola induktif:
Situasi iklim di Australia pada tahun ini menunjukkan ketidakstabilan karena perkiraan akan terjadinya kekeringan di Selatan. Pada kenyataannya di Australia terjadi peningkatan intensitas curah hujan. Beberapa negara bagian Australia di bagian timur mengalami banjir besar sepanjang akhir tahun 2010 sampai awal 2011. Peristiwa itu menghancurkan peternakan dan pertambangan batu bara serta merenggut nyawa 30 warga Australia. Ancaman meningkatnya suhu di seluruh Australia ini seiring dengan meningkatnya suhu secara global.
Contoh di atas termasuk argumentasi induktif, sebab argumen disusun dari detail-detail khusus untuk membuat kesimpulan umum (generalisasi) berdasarkan kekhususan tersebut. Detail khusus pada contoh di atas yang fungsinya memperkuat bagian pertama (kalimat 1) disebut bukti (evidensi).
Pengembangan argumentasi dengan teknik deduktif ini dimulai dengan suatu kesimpulan umum yang kemudian disusul uraian mengenai hal-hal yang khusus. Bukti-bukti untuk memperkuat atau mendukung kesimpulan disebut premis.
Contoh Argumentasi pola deduktif:
Perubahan iklim hanya terjadi apabila ada serangan asteroid ke bumi dan meningkatnya aktivitas letusan gunung berapi. Dengan demikian, perubahan iklim secara global sangat jarang terjadi. Penggunaan bahan bakar minyak secara belebihan dan terus-menerus memicu meningkatnya suhu global. Segala faktor yang dapat memicu pemanasan global harus segera dihentikan agar perubahan iklim dan terjadinya cuaca ekstrem di beberapa daerah dapat dikurangi.
Pada kutipan di atas, kedua kalimat yang mengawali karangan tersebut, sebenarnya mengandung tatan silogisme yang menjadi ciri dasar argumen deduktif. Kalimat pertama merupakan premis dan kalimat kedua menjadi kesimpulannya.
Premis : Perubahan iklim hanya terjadi apabila ada serangan asteroid ke bumi dan meningkatnya aktivitas letusan gunung berapi.
Kesimpulan : Dengan demikian, perubahan iklim secara global sangat jarang terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wacana merupakan tulisan atau ucapan yang merupakan wujud penyampaian pikiran secara formal dan teratur. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
1. Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.
2. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.
3. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
4. Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
3.2 Saran
Mahasiswa dituntut untuk lebih dalam mempelajari mata kuliah Bahasa Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur wacana dan kaidah penulisan yang ada dalam sebuah wacana.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Goris.1981. Argumentasi dan Narasi. Pn. Nusa Indah: Ende-=Flores.
Keraf, Goris.1981. Eksposisi dan Deskripsi. Pn. Nusa Indah: Ende-=Flores.
La Djamudi, Nadir, dkk.2007. Bahasa Indonesia (MKDU). (Diktat): Kota Bau-Bau.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam praktek berbahasa ternyata kalimat bukanlah satuan sintaksis terbesar seperti banyak diduga atau diperhitungkan orang selama ini. Kalimat atau kalimat-kalimat ternyata hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih besar yang disebut wacana ( inggris:discourse) bukti bahwa kalimat bukan satuan terbesar dalam sintaksis, banyak kita jumpai kalimat yang jika kita pisahkan dari kalimat-kalimat yang ada di sekitarnya, maka kalimat itu menjadi satuan yang tidak mandiri. Kalimat-kalimat itu tidak mempunyai makna dalam kesendiriannya. Mereka baru mempunyai makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada di sekitarnya.
Kalau kalimat itu adalah unsur pembentuk wacana, maka persoalan kita sekarang apakah wacana itu? Berbagai macam definisi tentang wacana telah dibuat orang. Namun , dari sekian banyak definisi yang berbeda-beda itu, pada dasarnya menekankan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya.
Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Bila wacana itu kohesi, akan terciptalah kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar.
Dalam Bahasa Indonesia ada empat bentuk wacana yaitu narasi (kisahan), deskripsi (perian/lukisan), ekposisi (paparan) dan argumentasi (alasan/bahasan). Keempat wacana di atas terkadang sulit dibedakan antara satu dengan yang lain, karena batasan masing-masing sering kabur. Sebuah karangan berbentuk narasi misalnya, kadang-kadang justru mengandung ciri karangan deskripsi atau ekposisi, atau kadang-kadang justru mengandung perdebatan yang mengarah pada wacana argumentasi. Rupanya amat sulit untuk mendapatkan bentuk wacana yang hanya memiliki ciri bentuk karangan tertentu saja, tanpa kemasukan unsur bentuk wacana lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan wacana?
2. Apa saja bentuk-bentuk wacana?
3. Bagaimana cara membedakan bentuk-bentuk wacana?
4. Apa tujuan dan fungsi wacana?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk wacana,
2. Menjelaskan perbedaan bentuk-bentuk wacana,
3. Mengetahui fungsi/kegunaan bentuk-bentuk wacana.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wacana
Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse” merupakan tulisan atau ucapan yang merupakan wujud penyampaian pikiran secara formal dan teratur. Dalam realisasinya wacana diwujudkan dalam bentuk karangan yang utuh, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Wacana yang diwujudkan dalam bentuk karangan akan ditandai oleh satu judul karangan.
Ada berbagai macam penggolongan wacana. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
2.2 Wacana Narasi (Kisahan)
Narasi yang berasal dari bahasa Inggris “narration” merupakan suatu bentuk kisahan mengenai peristiwa atau secara kronologis. Tujuan utama narasi adalah untuk menceritakan peristiwa atau kejadian itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan pengertian-pengertian atau asosiasi yang merefleksikan interpretasi atau penafsiran penuturnya atau penulisnya.
Berdasarkan jenis cerita, narasi dibagi menjadi dua macam.
Pertama, narasi yang mengisahkan peristiwa yang benar-benar terjadi atau cerita nonfiksi. Misalnya, cerita perjuangan pahlawan, riwayat atau laporan perjalanan, biografi, dan autobiografi. Kedua, narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Jenis karangan narasi ini disebut karangan narasi sugestif. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Dalam wacana narasi, sering terlihat ada dialog tokoh ceritanya, disamping uraian biasa. Dengan dialog, cerita memang terasa lebih hidup dan menarik, sehingga mengasikkan pembaca. Lukisan watak, pribadi, kecerdasan, sikap, dan tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan lebih mengena jika disajikan dalam bentuk dialog.
Contoh Narasi
“Minta Tolong Malah Dikira Hantu Pocong”
Kejadian yang menggelikan sekaligus menegangkan ini terjadi pada pertengahan bulan Juli 1993, ketika saya baru masuk bekerja di sebuah klinik yang terletak di daerah Lemabang, dekat dengan PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri). Rumah saya berada di daerah Bukit Besar sehingga membutuhkan waktu lebih kurang 45 menit untuk pergi dari rumah ataupun pulang dari dinas. Saat itu, rumah saya belum dilewati oleh bus kota jurusan Bukit Besar, karena rute bus kota pada waktu itu hanya sampai di dekat wilayah Kembang Manis. Jadi, terpaksa saya turun di simpang empat lampu merah Jl. Kapten Arivai, cukup jauh dari rumah untuk berjalan pulang.
Malam itu, jalanan sangat sepi dan gelap karena wilayah yang saya lewati adalah TPU (Tempat Pemakaman Umum) dan wilayahnya juga masih banyak hutan serta lampu jalan belum dipasang. Akibatnya, saya sangat takut berjalan pulang ke rumah sendirian. Apalagi kawasan yang saya lewati merupakan daerah rawan dan angker. Orang-orang yang lewat sering diganggu kuntilanak, pocong, serta suara wanita menangis.
Tetapi, kekhawatiran saya agaknya terobati karena dari kejauhan saya melihat tiga orang lelaki yang tampaknya juga baru pulang dari kerjadan jalannya searah denganku. Tanpa pikir panjang langsung saja saya berlari mendekati dan memanggil mereka, ”Mas ..., Mas ... tunggu, Mas!” Tapi bukannya mendekat, mereka malah berlari dan berteriak ketakutan, ”Tolooong ... ada pocong ..., ada pocong ...!” Karena saya orang yang agak telmi (telat mikir), setelah mendengar itu saya sendiri malah tambah ketakutan. Sebab, saya juga sangat takut dengan yang namanya setan atau semacamnya.Tetapi, makin saya mendekat, tiga lelaki itu tambah kencang sehingga tidak terkejar lagi oleh saya. Bahkan satu orang dari mereka nekat memanjat pagar rumah orang lain untuk menyelamatkan diri. Setelah melihat baju dinas berwarna putih yang saya kenakan, saya baru sadar ternyata yang mereka kira pocong adalah saya.
Dalam hati saya berkata, ”Sialan, kirain ada pocong beneran. Ternyata yang disangka pocong itu aku. Jangankan mendapat kawan, mendekat saja orang takut kepada saya.” Setelah saya sampai di rumah dan menceritakan semuanya kepada anggota keluarga, spontan mereka tertawa terbahak-bahak. Bahkan seorang keponakan saya memanggil saya dengan sebutan ’Tante Pocong’. Sejak kejadian itu, tiap kebagian jadwal dinas siang lagi, saat pulang malam saya tidak pernah memakai baju putih lagi.
2.3 Wacana Deskripsi (Perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian atau pembeberan. Wacana deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri objek tersebut. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram, dan saling tolong menolong, dapat dilukiskan dalam wacana deskripsi. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu pertama, deskripsi imajinatif/impresionis ialah deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai kesan/imajinasi si penulis. Hal ini bertujuan membangun alur cerita agar lebih mampu menarik keingintahuan pembaca. Untuk mencapai hal itu; ada tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu (1) pengamatan yang tajam, (2) adanya kesan utama yang menjadi pusat perian, dan (3) pemilihan kata-kata yang tepat.
Kedua, deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat. Wacana ini berusaha memberikan bangun, ukuran, susunan, warna, bahan sesuatu menurut kenyataannya, dengan tujuan untuk memberitahu/memberi informasi saja. Perian fakta ini harus lengkap, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas. Hal ini tidak berarti penulis harus memerikan barang sampai hal yang sekecil-kecilnya. Dalam menyusun wacana deskripsi faktual ini ada beberapa pedoman, yaitu (1) membayangkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diutarakan oleh pembaca/pendengar, dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dalam suatu perian, (2) menentukan sudut pandang pemerian sebagai pegangan, dan (3) mengatur rincian perian dari yang sifatnya mencolok sampai pada yang kurang mencolok.
Contoh wacana deskripsi imajinatif
“Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.”
Contoh wacana deskripsi faktual
Lantai tiga kamar nomor tiga-nol-lima. Benar, ini dia kamar yang kucari, tanda pengenalnya tertera di pintu, agak ke atas. Tepat di depan mataku, masih di pintu itu, ada sebuah kotak kecil warna merah jambu. Sebuah note book kecil dijepitkan pada kotak itu, dengan sebuah perintah dalam bahasa Inggris, Write Your Message! Pada note book itu kubaca pesan untukku, ”Masuk saja, Rat, kunci dalam kotak ini. Tunggu aku!”
Kita dapat membuat karangan deskripsi secara tidak langsung, yaitu dengan mengamati informasi dalam bentuk nonverbal berupa gambar, grafik, diagram, dan lain-lain. Apa saja yang tergambarkan dalam bentuk visual tersebut dapat menjadi bahan atau fakta yang akurat untuk dipaparkan dalam karangan deskripsi karena unsur dasar karangan ini adalah pengamatan terhadap suatu objek yang dapat dilihat atau dirasakan. Dalam menulis karangan deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan kita tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi.
2.4 Wacana Eksposisi
Kata eksposisi berasal dari bahasa Inggris exposition yang berarti membuka atau memulai. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Masalah utama yang dikomunikasikan dalam eksposisi adalah informasi. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
Sering kali eksposisi itu pendek dan sederhana. Misalnya petunjuk bagaimana menggunakan obat kulit. Tidak jarang paparan itu panjang dan sukar. Misalnya menguraikan teori atau gagasan baru tentang sesuatu. Sebelum memaparkan sesuatu, kita sendiri harus memahaminya terlebih dahulu. Gagasan demi gagasan kita susun secara teratur, sehingga mudah dipahami.
Langkah-langkah penyusunan karangan eksposisi, (1) menentukan topik karangan, (2) menentukan tujuan penulisan, (3) merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik.
Contoh wacana eksposisi
Harga Cabai Naik Pengusaha Kerupuk Menjerit
Meningkatnya harga cabai mulai dirasakan pengusaha kerupuk pedas di daerah Cipadung, Kecamatan Sumedang Utara, Jawa Barat. Produsen kerupuk pedas mengaku pendapatannya terus berkurang akibat hargai cabai yang kian menjulang.
Hargai cabai di tingkat pengecer di beberapa tempat di Sumedang pada hari Rabu, 5 Januari 2011, sudah menyentuh Rp 100 ribu per kilogram. Padahal kebutuhan cabai merah dan cabai rawit untuk bumbu mencapai 50 persen dari biaya produksi kerupuk pedas.
Beragam cara pun dilakukan agar usaha yang sudah dirintis sejak 15 tahun silam tidak sampai gulung tikar. Untuk menekan biaya produksi, salah seorang pengusaha kerupuk terpaksa menggunakan cabai merah busuk yang sudah dikeringkan serta cabai bubuk dari pabrik. Namun, usaha ini tidak berpengaruh banyak karena cabai kering yang awalnya dijual Rp 15 ribu kini dibandrol Rp 96 ribu per kilogram.
Ada beberapa teknik pengembangan kerangka eksposisi, seperti; (1) teknik identifikasi, (2) teknik perbandingan (langsung, analog, dan kemungkinan), (3) teknik ilustrasi, (4) teknik klasifikasi, (5) teknik definisi (sinonim, definisi formal, definisi luas), (6) teknik analisis (analisis proses, analisis sebab-akibat, analisis bagian, analisis fungsional).
2.5 Wacana Argumentasi (Bahasan)
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.
Tahapan menulis karangan argumentasi, yaitu (1) menentukan tema/topik, (2) menentukan tujuan penulisan, (3) menyusun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan, (4) mengembangkan kerangka karangan.
Dalam mengembangan kerangka karangan argumentasi ada dua teknik, yaitu (1) teknik induktif, dan (2) teknik deduktif. Teknik induktif adalah penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan lebih dahulu bukti-bukti yang berkaitan dengan topik, kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat umum. Bukti yang dikemukakan dapat berupa contoh-contah, fakta-fakta, pengalaman, dan sebagainya.
Contoh Argumentasi pola induktif:
Situasi iklim di Australia pada tahun ini menunjukkan ketidakstabilan karena perkiraan akan terjadinya kekeringan di Selatan. Pada kenyataannya di Australia terjadi peningkatan intensitas curah hujan. Beberapa negara bagian Australia di bagian timur mengalami banjir besar sepanjang akhir tahun 2010 sampai awal 2011. Peristiwa itu menghancurkan peternakan dan pertambangan batu bara serta merenggut nyawa 30 warga Australia. Ancaman meningkatnya suhu di seluruh Australia ini seiring dengan meningkatnya suhu secara global.
Contoh di atas termasuk argumentasi induktif, sebab argumen disusun dari detail-detail khusus untuk membuat kesimpulan umum (generalisasi) berdasarkan kekhususan tersebut. Detail khusus pada contoh di atas yang fungsinya memperkuat bagian pertama (kalimat 1) disebut bukti (evidensi).
Pengembangan argumentasi dengan teknik deduktif ini dimulai dengan suatu kesimpulan umum yang kemudian disusul uraian mengenai hal-hal yang khusus. Bukti-bukti untuk memperkuat atau mendukung kesimpulan disebut premis.
Contoh Argumentasi pola deduktif:
Perubahan iklim hanya terjadi apabila ada serangan asteroid ke bumi dan meningkatnya aktivitas letusan gunung berapi. Dengan demikian, perubahan iklim secara global sangat jarang terjadi. Penggunaan bahan bakar minyak secara belebihan dan terus-menerus memicu meningkatnya suhu global. Segala faktor yang dapat memicu pemanasan global harus segera dihentikan agar perubahan iklim dan terjadinya cuaca ekstrem di beberapa daerah dapat dikurangi.
Pada kutipan di atas, kedua kalimat yang mengawali karangan tersebut, sebenarnya mengandung tatan silogisme yang menjadi ciri dasar argumen deduktif. Kalimat pertama merupakan premis dan kalimat kedua menjadi kesimpulannya.
Premis : Perubahan iklim hanya terjadi apabila ada serangan asteroid ke bumi dan meningkatnya aktivitas letusan gunung berapi.
Kesimpulan : Dengan demikian, perubahan iklim secara global sangat jarang terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wacana merupakan tulisan atau ucapan yang merupakan wujud penyampaian pikiran secara formal dan teratur. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
1. Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.
2. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.
3. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
4. Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
3.2 Saran
Mahasiswa dituntut untuk lebih dalam mempelajari mata kuliah Bahasa Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur wacana dan kaidah penulisan yang ada dalam sebuah wacana.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Goris.1981. Argumentasi dan Narasi. Pn. Nusa Indah: Ende-=Flores.
Keraf, Goris.1981. Eksposisi dan Deskripsi. Pn. Nusa Indah: Ende-=Flores.
La Djamudi, Nadir, dkk.2007. Bahasa Indonesia (MKDU). (Diktat): Kota Bau-Bau.
Untukmu Ibu.....
Pagi hari, seorang ibu bekerja udah rapi, siap meluncur menuju kantornya. Ia bangun lebih pagi dari suaminya, karena ia juga harus menyiapkan kebutuhan suami dan anak-anaknya.
Ketika saatnya berangkat, sang anak yang mungil menggenggam erat tangan ibunya, meski sudah setiap hari ia ditinggal di rumah, tapi setiap pagi matanya selalu mengisyarat jeritan hatinya yang paling dalam..
“Ibu, aku haus kasih sayangmu. Aku mau Ibu tetap di rumah sehingga aku tidak harus larut manja dalam pelukan Nenek, atau malah diperhatikan seadanya oleh baby sitter yang perhatiannya muncul kalo ada Ibu saja. Aku haus akan kasih sayangmu.” Begitu hati mungilnya menjerit setiap hari.
Dear...
Terkadang kita membatasi rezeki dan berkah yang hadir dalam hidup kita dengan berpikir,
“Saya terpaksa meninggalkan anak dan kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.”
Padahal yang memenuhi kebutuhan itu bukan kita. Tapi Dia Yang Maha Memelihara. Tapi, karena diri kita sudah membatasi berkah yang datang, jadilah kita terjebak dalam pekerjaan yang gitu-gitu aja, gaji segitu-gitu aja, malah selalu kurang, padahal waktu bersama anak sudah dikorbankan.
Padahal, sudah banyak contoh di sekitar kita, dengan memanfaatkan Facebook, Twitter, BBM, banyak Ibu-Ibu yang berhasil membuka pintu berkahnya (bahkan berkali-kali lipat dari gaji orang kantoran) dengan masih bisa meluangkan waktu berkualitas dengan buah hatinya.
Seperti Mereka ^^_^^
Sampai bagian ini, pasti banyak yang berpikir, “Saya juga mau seperti itu, tapi gimana caranya? Saya itu … (Lalu seribu satu alasan dikemukakan),” padahal alasan itu akan lebih menengelamkan dirinya dalam keadaannya...
Klik Caranya
Coba ubah #EKSYEN nya, jangan cari ALASAN, tapi cari JAWABAN dari pertanyaan “Gimana caranya supaya saya juga bisa mendapatkan penghasilan dari 9 pintu rezeki, bukan hanya dari yang 1 pintu, dikerubutin jutaan orang pula..” ^_^
from Motty
Ketika saatnya berangkat, sang anak yang mungil menggenggam erat tangan ibunya, meski sudah setiap hari ia ditinggal di rumah, tapi setiap pagi matanya selalu mengisyarat jeritan hatinya yang paling dalam..
“Ibu, aku haus kasih sayangmu. Aku mau Ibu tetap di rumah sehingga aku tidak harus larut manja dalam pelukan Nenek, atau malah diperhatikan seadanya oleh baby sitter yang perhatiannya muncul kalo ada Ibu saja. Aku haus akan kasih sayangmu.” Begitu hati mungilnya menjerit setiap hari.
Dear...
Terkadang kita membatasi rezeki dan berkah yang hadir dalam hidup kita dengan berpikir,
“Saya terpaksa meninggalkan anak dan kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.”
Padahal yang memenuhi kebutuhan itu bukan kita. Tapi Dia Yang Maha Memelihara. Tapi, karena diri kita sudah membatasi berkah yang datang, jadilah kita terjebak dalam pekerjaan yang gitu-gitu aja, gaji segitu-gitu aja, malah selalu kurang, padahal waktu bersama anak sudah dikorbankan.
Padahal, sudah banyak contoh di sekitar kita, dengan memanfaatkan Facebook, Twitter, BBM, banyak Ibu-Ibu yang berhasil membuka pintu berkahnya (bahkan berkali-kali lipat dari gaji orang kantoran) dengan masih bisa meluangkan waktu berkualitas dengan buah hatinya.
Seperti Mereka ^^_^^
Sampai bagian ini, pasti banyak yang berpikir, “Saya juga mau seperti itu, tapi gimana caranya? Saya itu … (Lalu seribu satu alasan dikemukakan),” padahal alasan itu akan lebih menengelamkan dirinya dalam keadaannya...
Klik Caranya
Coba ubah #EKSYEN nya, jangan cari ALASAN, tapi cari JAWABAN dari pertanyaan “Gimana caranya supaya saya juga bisa mendapatkan penghasilan dari 9 pintu rezeki, bukan hanya dari yang 1 pintu, dikerubutin jutaan orang pula..” ^_^
from Motty
Langganan:
Postingan (Atom)